Surabaya,REDAKSI17.COM – Aktivis Nahdlatul Ulama yang dimaksud tersebut juga tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Choirul Anam meninggal dunia di tempat area usianya yang tersebut ke-69 tahun, Senin (9/10) pagi tadi.
Pria yang tersebut akrab disapa Cak Anam itu mengembuskan nafas terakhir pada area Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya pukul 05.45 WIB tadi.
Adik almarhum, Mokhamad Kaiyis mengatakan kondisi kesehatan Cak Anam memang sudah mengalami penurunan selama dua pekan terakhir.
“Dua minggu dirawat, kondisinya drop. Kalau kata dokter terkena syaraf nomor 9 serta 10,” kata Kaiyis, kepada awakmedia.
Kaiyis menyatakan gangguan kesehatan itu menyebabkan Cak Anam sempat mengalami keterbatasan aktivitas makan hingga berbicara.
“Akhirnya bukan dapat menelan makanan, tak bicara sebanding sekali juga selama dua minggu itu,” ujarnya.
Jenazah Cak Anam pun diberangkatkan dari rumah duka pada Jalan Kutisari Indah Barat IV, Surabaya menuju Kabupaten Jombang, Jawa Timur untuk dikebumikan.
Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa mengatakan semasa hidup Cak Anam merupakan sosok yang mana teguh memperjuangkan keadilan bagi masyarakat.
“Saya bersaksi Cak Anam itu orang baik, pejuang, komitmennya untuk kesalehan sosial itu yang digunakan dimaksud penting,” kata Ali saat ditemui di dalam tempat rumah duka.
Cak Anam dikenalnya sebagai sosok yang digunakan selalu mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.
Hal itu sudah Cak Anam pupuk sejak bergerak sebagai orang mahasiswa dalam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya juga organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Selain itu, almarhum juga disebutnya miliki perhatian terhadap perkembangan NU, bahkan hal itu dituangkan Cak Anam melalui buku-buku yang dimaksud ia tulis.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad menyatakan, Cak Anam merupakan sosok yang dimaksud yang disebut teguh memegang prinsip.
“Pelajaran penting yang digunakan pernah diajarkan beliau adalah keteguhan memegang prinsip apapun risikonya,” kata Sadad.
Sadad pun mengenang almarhum sebagai tokoh besar yang mana yang tak pelit ilmu. Bahkan eks pimpinan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim itu sudah dianggapnya sebagai guru politiknya.
“Saya merasa beruntung sempat berinteraksi dengan beliau ketika meniti karir kebijakan pemerintah juga juga dari beliau saya tahu kebijakan pemerintah adalah alat yang digunakan yang efektif untuk berjuang,” ujarnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa pun mengaku berduka atas wafatnya salah satu tokoh senior NU itu. Ia berdoa agar Cak Anam mendapatkan tempat terbaik dalam dalam sisi tuhan.
“Semoga almarhum dipanggil Allah dalam keadaan khusnul khotimah. Mendapat tempat mulia di tempat area sisi Allah SWT. Aamiin. Semoga keluarganya diberi kesabaran, keikhlasan lalu kekuatan. Aamiin,” kata Khofifah.
Choirul Anam, lahir di area tempat jombang, Jawa Timur, 30 September 1954. Dia tercatat pernah berkuliah dalam dalam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya sebagai mahasiswa Fakultas Ushuluddin tahun 1978.
Cak Anam, begitu dia dikenal, pernah pula menjadi ketua presidium Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Ia juga berpartisipasi di area dalam PMII Korcab Jawa Timur, GP Ansor lalu NU.
Dia juga pernah terlibat bekerja sebagai jurnalis media nasional, juga juga menerbitkan beberapa total buku berjudul: Pertumbuhan serta Perkembangan NU, Pemikiran KH Achmad Siddiq, Konflik elit PBNU Seputar Muktamar, Gerak Langkah Pemuda Ansor, kemudian lain lain.
Di bidang politik, Cak Anam pernah memimpin DPW PKB Jatim. Dia juga dikenal dekat dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga KH Hasyim Muzadi.
Setelah konflik di area dalam internal PKB, Cak Anam kemudian menakhodai Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) antara kurun waktu 2005-2015.