Jakarta, REDAKSI17.COM – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah mengupayakan divestasi saham Tol Semarang-Demak sanggup selesai tahun ini. Divestasi dijalankan sebagai langkah penyehatan keuangan perseroan
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, saat ini divestasi Tol Semarang-Demak masih terkendala isu pembebasan lahan di dalam dalam sesi satu. Sehingga, beberapa pemodal yang mana digunakan melirik masih sulit menerima risiko tersebut. Mayoritas pemodal mau agar tol yang tersebut sudah berlabel brownfield atau beres sebelum diakuisisi.
“Di Tol Semarang-Demak ini masih ada hambatan terkait belum selesainya sesi 1, tapi kita coba cari penanam modal yang mana mampu asses dari risk proyek tadi,” ungkap Agus pada Paparan dalam area Plaza PP, Wisma Subiyanto, TB Simatupang, Jakarta, Rabu lalu dikutip Jumat (26/4/2024).
“Mereka maunya brownfield maunya. Tapi sebenarnya bangunan atas tanah untuk 82% itu sudah bisa. Cuma di tempat dalam situ ada namanya reservoir untuk mengatasi banjir pada Semarang, itu yang dimaksud digunakan belum bebas (lahannya),” imbuhnya.
Agus mengatakan bahwa kendala pembebasan lahan terjadi pada tempat area reservoir atau penampung banjir Semarang. Di luar itu, 82% pembangunan atas tanah sudah sanggup digunakan.
Sejauh ini, sudah ada beberapa penanam modal yang tersebut yang tengah membidik saham Tol Semarang-Demak ini. Misalnya penanam modal China juga Indonesia Investment Authority (INA). Keduanya tengah dalam masa due dilligent. Sebelumnya juga sudah ada Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang mana itu mau masuk tapi akhirnya mundur.
![]() Proyek tol Semarang-Demak 27 km untuk Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 Km akan dioperasikan akhir 2022. (Dok. Kementerian PUPR) |
“Kemarin SMI sudah (masuk) tapi mundur, ini ada beberapa pemodal dari China kemudian INA juga lagi menjajaki, due dilligent semuanya,” sebutnya.
PTPP menargetkan mampu melakukan divestasi saham Rp400 miliar pada tol tersebut. Sedangkan target divestasi banyak proyek PTPP sebesar Rp3 triliun untuk 2024.
“Karena barang itu bagus, kami ngelepasnya gak semuanya, sedikit saja, supaya valuasinya naik dikarenakan itu yang tersebut digunakan akan menurunkan leveraging PP nantinya,” ungkap Agus.
Tol Semarang-Demak dikenal sebagai Tol ‘Atlantis’ oleh sebab itu proyek ini dibangun di tempat tempat atas Laut Jawa sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut. Jalan Tol Semarang – Demak terdiri dari 2 Seksi, yaitu Seksi 1 Semarang-Sayung sepanjang 10,64 km serta seksi 2, Sayung – Demak sepanjang 16,01 km.
Untuk Seksi 1 Semarang – Sayung merupakan dukungan Pemerintah melalui APBN dengan nilai kontrak Seksi 1A sebesar Rp 2 triliun, Seksi 1B Rp 6,8 triliun, serta seksi 1C Rp 2,1 triliun.
Kemudian Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 2 Sayung – Demak dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT PP Semarang Demak dengan pelaksanaan penandatanganan PPJT pada 23 September 2019 lalu masa konsesi selama 35 tahun sejak SPMK (15 Mei 2020). Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 2 dengan biaya konstruksi sektor ekonomi sebesar Rp 5,9 Triliun miliki jumlah keseluruhan agregat serta lebar lajur 2 x 2 x 3,6 m, dengan kecepatan rencana 80 km/jam kemudian miliki 2 simpang susun, yaitu simpang susun Sayung serta simpang susun Demak. Ruas ini sudah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Jalan Tol Semarang – Demak Seksi 1 juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan banjir serta rob dengan cara membendung air sebagai sistem polder, yaitu metode pengendalian banjir rob dengan penyelenggaraan tanggul laut yang tersebut digunakan dilengkapi dengan kolam retensi, pompa, pintu air juga sistem drainase regional yang digunakan digunakan merupakan bagian yang dimaksud bukan terpisahkan dari manajemen pengelolaan air.
Selain itu pengerjaan Jalan Tol Semarang-Demak pada Provinsi Jawa Tengah tetap melindungi kawasan mangrove yang tersebut mana berada dalam pesisir Pantai Utara Jawa. Dalam membangun infrastruktur, bukan hanya sekali sekali bertujuan untuk membantu pertumbuhan kegiatan ekonomi serta daya saing bangsa, Kementerian PUPR juga memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan kemudian keberlanjutan.