Sleman (11/12/2024) REDAKSI17.COM – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menutup rangkaian kegiatan persiapan jelang akhir tahun dengan melakukan peninjauan bahan pokok dan energi di Sleman. Kegiatan ini juga untuk memastikan terpenuhinya hak-hak konsumen akan kebutuhan pokok dan energi yang kuantitas maupun kualitasnya terjamin.
Hal ini diungkapkan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana pada Rabu (11/12) di sela peninjauan ke empat lokasi berbeda di Kabupaten Sleman. Salah satu tempat peninjauan ialah SPBU Mulungan di Jalan Magelang Km.8 Sleman. Pada peninjauan kali ini dilakukan pula pengukuran bahan bakar untuk mengecek kesesuaian takaran mesin.
“Hari ini TPID DIY dan TPID Kabupaten Sleman meninjau kesiapan bahan pokok maupun energi seperti elpiji dan BBM. Kami pun ingin memastikan kuantitas dan kualitas barang baik. Mengenai energi, utamanya BBM, ikut kami tinjau karena ukuran yang tepat menjadi hak masyarakat sebagai konsumen,” ungkapnya.
Terkait pengawasan SPBU, Tri menuturkan, Pemda DIY turut serta melakukannya guna memastikan takaran selalu tepat. Dikatakannya, proses kalibrasi alat SPBU dilakukan setiap satu tahun sekali. Namun, dikarenakan sempat terjadi kasus penipuan takaran BBM di beberapa SPBU di Sleman, proses tera akan dilakukan beberapa kali dalam setahun.
“Kalibrasi alat bisa saja kami lakukan setiap saat untuk memastikan pengukuran selalu tepat. Sehingga masyarakat bisa terlayani dengan baik, utamanya menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Dan kami lihat, untuk pasokannya juga aman bahkan sampai awal tahun 2025,” imbuhnya.
Peninjauan TPID juga dilakukan di Pasar Sleman sebagai representasi pasar tradisional dan Indogrosir untuk pasar modern. Menurut Tri, dari peninjauan di dua pasar tersebut, pasokan kebutuhan pokok masyarakat dalam kondisi aman. Harga-harga pun terbilang stabil dan selisih harga barang kedua jenis pasar tersebut tidak signifikan.
“Tugas TPID adalam menjamin 4K, yakni Ketersediaan barang, Kestabilan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif. 3K pertama sudah kami pastikan, tinggal K terakhir yakni kami komunikasikan dengan masyarakat bahwa kuantitas dan kualitas baik, termasuk imbauan untuk berbelanja sesuai kebutuhan saja,” paparnya.
Pemantauan TPID di Sleman ini dihadiri pula oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. Ia mengatakan, peninjauan ini sebagai upaya monitoring dan persiapan terkait bahan pokok jelang libur Natal dan Tahun Baru. Selain stok yang aman, pihaknya juga memastikan tidak ada lonjakan harga yang signifikan.
“Alhamdulillah dari pantauan kami langsung dengan pedagang, harga bahan pokok hanya beberapa saja yang mengalami kenaikan, seperti telur dan bawang merah. Semoga harga yang relatif terjaga ini bisa sampai akhir tahun, bahkan awal tahun. Dan kami berharap daya beli masyarakat bisa terjaga,” ungkapnya.
Selain pasar dan SPBU, peninjauan juga dilakukan di Agen PT. Akas Waras Indonesia. Terkait ketersediaan gas elpiji, Danang menyampaikan, stok di lapangan cukup bahkan cenderung lebih hingga awal tahun 2025. Sampai saat ini, serapan konsumsi elpiji masih di angka 70% dari pasokan, sehingga terbilang aman.
“Meski terbilang aman, kami juga memastikan jika terjadi lonjakan permintaan, pihak agen bahkan dari PT. Pertamina memastikan mampu menambah kuota. Soal harga juga masih stabil, dan dilakukan monitoring di lapangan juga agar harga di pihak pengecer tidak ngawur,” imbuhnya.
Salah satu pedagang di Pasar Sleman, Suharno mengatakan, beberapa harga bahan pokok tetap stabil juga dikarenakan adanya operasi pasar yang dilakukan Pemkab Sleman. Seperti halnya minyak goreng yang tetap stabil di harga Rp15.000 perliter untuk merek MinyaKita. Harga yang mengalami kenaikan ada pada telur ayam dari Rp26.000 menjadi Rp28.000 perkg.
“Kalau gula pasir malah mengalami penurunan harga setelah kemarin ada operasi pasar, jadi Rp16.000 perkg. Bawang merah juga sempat naik sedikit dan sekarang stabil di harga Rp40.000 perkg,” ungkapnya.
HUMAS DIY