Jakarta,REDAKSI17.COM – Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo & Mahfud MD menilai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 rawan kecurangan. Proses penghitungan harus berjalan transparan, dapat dipantau oleh semua pihak.
“Kita ingin pilpres yang mana digunakan transparan sehingga dugaan-dugaan atau tuduhan-tuduhan rekayasa, pemalsuan sanggup jadi di-crosscheck oleh semua stakeholder,” ungkap Karaniya Dharmasaputra, Deputi Kanal Media TPN dalam konferensi pers, Jumat (16/2/2024)
Karaniya menilai sistem yang mana digunakan digunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) banyak menerima kritikan beberapa waktu terakhir. Mulai dari sistem yang dimaksud dimaksud tidaklah transparan hingga salah memasukkan data.
“Kita bukan ingin bahwa KPU mengumumkan level agregat tanpa kita memeriksa mikro. Saya kira ini jadi desakan terpenting dari TPN Ganjar-Mahfud akibat itu sangat menentukan legitimasi pilpres ke depan,” ujarnya.
“Kedua, kami memang melihat ada kejanggalan yang mana digunakan harusnya tiada terjadi apalagi di tempat area level negara. Salah satu sumber yang digunakan digunakan dipersoalkan secara masif oleh warga adalah bagaimana teknologi yang digunakan mana digunakan sirekap. Ada dua yang tersebut mana digunakan, satu adalah OCR kemudian juga OMR,” papar Karaniya.
Menurut Karaniya, kedua hal hal itu bukan teknologi baru. Beberapa perusahaan termasuk perbankan sudah menerapkan teknologi hal itu tapi penggunaannya tak sekacau KPU.
“Kami dari pelaku tech sangat terheran-heran. Pemanfaatan teknologi ini bisa jadi sekadar sedemikian ngaco, sanggup error-nya luar biasa tinggi. Ini yang tersebut yang perlu digarisbawahi. Ini yang dimaksud digunakan harus kita telusuri ke depan dengan sangat serius,” terangnya.
“Apalagi kita sudah mendapat semacam pengakuan dari KPU bahwa ada kesalahan sirekap 230 lebih tinggi besar yang dimaksud persentasenya tiada ada kecil,” tegas Karaniya.