Namun seiring dengan berjalannya waktu, persepsi warga terhadap sistem pendidikan di tempat Jepang mulai bergeser. Anime Zankyou no Terror, yang dimaksud diproduksi oleh MAPPA pada tahun 2014, memberikan kritik pedas terhadap sistem institusi belajar di dalam Jepang.
Zankyou no Terror menceritakan kisah tentang dua remaja, Yuzuru serta Twelve, yang dimaksud mencoba untuk membalas dendam atas perlakuan yang mana merekan alami di tempat tangan sistem sekolah di area Jepang. Keduanya membentuk kelompok bernama Sphinx serta memulai serangkaian aksi teroris di area Tokyo untuk menunjukkan ketidakadilan yang dimaksud terjadi di area Jepang.
Zankyou no Terror menggambarkan bagaimana sistem sekolah pada Jepang menciptakan generasi muda yang tersebut terpuruk. Ada beberapa hal yang mana dijelaskan anime ini mengenai kritik sistem institusi belajar di dalam Jepang.
Tidak ada ruang untuk kreativitas
Sistem sekolah dalam Jepang sangat mencari konsistensi dan juga standardisasi dalam pembelajaran. Akibatnya, siswa dipaksa untuk mempelajari segala sesuatu secara teoritis, tanpa harus mencari jalan yang lebih banyak kreatif atau inovatif. Inilah yang memunculkan generasi muda yang tersebut cuma mempelajari teori, tetapi sangat kurang dalam kemampuan praktik.
Dalam Zankyou no Terror, Yuzuru juga Twelve merupakan contoh dari generasi muda yang kehilangan spontanitas lalu imajinasinya. Mereka merasa bahwa sistem sekolah cuma menggaungkan nilai-nilai tertentu, memproduksi mereka merasa kehilangan kemerdekaan dalam memilih jalan hidup. Mereka melihat bahwa hak merek untuk berinovasi kemudian mengeksplorasi terusir dari pandangan sistem ini.
Kebulatan dalam pembelajaran
Bagi siswa di area Jepang, keputusan untuk memilih secara mandiri mata pelajaran yang dimaksud merek inginkan sangatlah terbatas. Mereka lebih besar banyak memilih mata pelajaran yang mana seharusnya mereka pelajari. Di samping itu, sistem nilai yang dimaksud ditetapkan oleh para guru memaksa siswa untuk terus mendapat nilai yang tinggi. Ini berdampak pada mereka yang mana tak terbiasa dengan metode tersebut.
Dalam anime Zankyou no Terror, Sphinx mengkritisi sistem ini dengan penuh semangat. Mereka menganggap nilai bukanlah satu-satunya faktor yang dimaksud dapat menentukan keberhasilan siswa. Mereka merasa bahwa institusi belajar tak hanya sekali semata-mata tentang nilai akademik saja, tetapi juga harus melatih otak siswa agar dapat berpikir tambahan kreatif.
Mengabaikan keunikan siswa
Siswa di tempat Jepang diperlakukan sejenis rata, lalu ini berarti mengabaikan keunikan siswa masing-masing. Setiap siswa mempunyai keunikan seperti minat, bakat, dan juga kepribadian unik yang mana harus diperhatikan. Namun, sistem institusi belajar dalam Jepang tidak ada memberikan banyak ruang bagi siswa untuk mengekspresikan hal-hal ini.
Dalam anime Zankyou no Terror, Yuzuru juga Twelve merasa bahwa sistem institusi belajar telah terjadi menyebabkan mereka menjadi robot yang mana sama. Mereka merasa kehilangan identitas merek sebagai individu, dan juga mempercayai bahwa mereka itu sedang mengejar cita-cita yang tersebut bukan cocok dengan keinginan mereka.
Anime Zankyou no Terror mencela sistem lembaga pendidikan dalam Jepang dengan penuh semangat. Mereka mencela sistem sekolah yang kurang memberikan ruang pada siswa untuk mengembangkan kreativitas, keunikan kemudian hal-hal yang digunakan dapat membantu dia tumbuh juga maju.
Zankyou no Terror mengajak kita untuk memikirkan ulang mengenai pendidikan, memberikan tipe lembaga pendidikan yang digunakan terbaik bagi siswa lalu mengingatkan kita bahwa institusi belajar itu seharusnya lebih tinggi menarik lagi kemudian meriah.
Cek berita dan juga artikel lainnya dalam GOOGLE NEWS