Home / Daerah / Universitas Malaya Tertarik Lakukan Penelitian Soal DIY

Universitas Malaya Tertarik Lakukan Penelitian Soal DIY

Yogyakarta (18/12/2024)REDAKSI17.COM – Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono menerima kunjungan para dosen Universitas Malaya Kuala Lumpur, Malaysia pada Rabu (18/12) di Ruang Rapat Sekda, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Para akademisi negara jiran ini mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan beragam penelitian tentang DIY.

Pimpinan rombongan Universitas Malaya, Dr. Raja Hisyamudin bin Raja Sulong mengatakan, mereka semua merupakan dosen untuk Program Studi Ilmu Politik Islam, Administrasi Publik, dan Manajemen Kebijakan Publik. Dengan mengetahui jika DIY merupakan sebuah daerah istimewa dengan budaya sebagai ciri khasnya, mereka tertarik untuk mendalaminya lebih jauh.

“DIY menjadi daerah istimewa di Indonesia yang bahkan indeks demokrasinya paling bagus, walaupun tidak ada pemilihan kepala daerah. Kami juga melihat banyak pelaksanaan pemerintahan yang baik dilakukan di DIY. Semua keistimewaan DIY itulah yang menarik untuk diketahui lebih lanjut,” ungkapnya.

Selain itu, Hisyamudin pun mengungkapkan, mewakili Universitas Malaya, mereka juga ingin melihat potensi-potensi kerja sama di bidang pendidikan yang bisa dilakukan dengan DIY. Apalagi pada dasarnya DIY adalah kota pendidikan di Indonesia. “Kami ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kemungkinan kerja sama yang lebih besar lagi dengan universitas-universitas di DIY, dan mungkin juga dengan pemerintah daerah (DIY),” paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengemukakan berbagai keistimewaan DIY, selain penetapan kepala daerahnya. Ia pun menerangkan bagaimana tata pemerintahan yang dijalankan DIY dengan keistimewaannya. Misalnya, memiliki wewenang membentuk kelembagaan sendiri yang berbeda dengan daerah lain.

Beny juga memaparkan, berbagai upaya Pemda DIY untuk menjaga budaya agar tetap menjadi akar kehidupan masyarakat DIY. Salah satu hasil kebudayaan yang bahkan telah diakui dunia ialah Sumbu Filosofi.

“Sumbu Filosofi merupakan konsep tata ruang yang memiliki makna mendalam yang kini telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Pada dasarnya, Sumbu Filosofi menggambarkan kehidupan manusia mulai dari konsep kelahiran, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam, hingga alam setelah kematian,” paparnya.

Salah satu Guru Besar Universitas Malaya yang ikut dalam rombongan, Prof. Sharifah Hayaati binti Syed Ismail mengatakan, nuansa Islami di DIY masih kuat terlihat, bahkan pada budayanya. Selain itu, banyaknya universitas berbasis Islam di DIY yang cukup banyak seakan membuka peluang besar bagi dirinya untuk menggali berbagai kajian tentang Keislaman di DIY.

“Dan dari penjelasan Bapak Sekda, yang paling melekat dan akan saya bawa, dan saya bagikan kepada rekan-rekan di Malaysia ialah ‘unggah-ungguh’. Menurut saya, satu ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, bagaimana teknologi semakin menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan kita,” imbuhnya.

HUMAS DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *