Yogyakarta (01/03/2025) REDAKSI17.COM – Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi manifestasi kehendak rakyat Indonesia, dalam menolak penjajahan. Peristiwa ini menegaskan pada dunia bahwa meskipun pemimpin negara ditawan, tetapi Indonesia tetap berdaulat sepenuhnya.
Serangan Umum 1 Maret 1949 ditetapkan sebagai Hari Peringatan Kedaulatan Negara (HPKN). Upacara HPKN 2025 berlangsung khidmat di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, pada Sabtu (01/03). Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X tampak hadir dan khidmat mengikuti jalanya upacara tersebut. Danrem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Bambang Sujarwo, bertindak sebagai Inspektur pada upacara yang diikuti oleh Forkopimda dan berbagai elemen masyarakat tersebut.
Danrem Bambang Sujarwo mengatakan, sangat penting memaknai pentingnya makna kedaulatan bagi bangsa Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan, yang menunjukkan bahwa meskipun pemimpin negara ditawan, semangat perjuangan untuk meraih kedaulatan tetap berkobar.
“Dalam perjalanan sejarah, kedaulatan telah berevolusi. Kini, kita tidak hanya berbicara tentang batas teritorial, tetapi juga tentang kedaulatan interdependensi di era globalisasi. Kedaulatan kita harus mampu mengendalikan arah kebijakan yang berpihak kepada rakyat, tanpa terpengaruh oleh intervensi asing,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Danrem Bambang Sujarwo, menekankan bahwa kemandirian ekonomi adalah salah satu pilar penting dalam mencapai kedaulatan. “Bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kita harus membangun industri dalam negeri yang kuat dan mengurangi ketergantungan pada pihak luar. Stabilitas ekonomi harus dirasakan oleh seluruh rakyat, bukan sekadar angka dalam laporan,” tegasnya.
Dalam konteks hukum, ia juga menyoroti pentingnya supremasi hukum sebagai landasan bagi bangsa yang bermartabat. Hukum harus ditegakkan dengan adil dan tegas, serta menjadi infrastruktur etis yang menjamin hak dan kebebasan rakyat. Kedaulatan hukum akan memastikan bahwa negara tidak tergoyahkan oleh kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Danrem Bambang Sujarwo juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga kedaulatan negara. “Menjaga kedaulatan adalah tanggung jawab kita semua. Mari kita hidupkan semangat kedaulatan dalam kehidupan sehari-hari dan jadikan itu sebagai prinsip utama dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan mandiri,” ajaknya.
Pada upacara ini juga ditampilkan Teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh Komunitas Djokjakarta 1945. Suguhan ini bertujuan untuk mengenang dan merayakan semangat perjuangan rakyat dan TNI dalam merebut kembali Yogyakarta. Teatrikal ini mengisahkan peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya perlawanan terhadap Agresi Militer II Belanda di Yogyakarta.
Selain di Mandala Krida, upacara peringatan HPKN juga berlangsung khidmat di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, yang dipimpin oleh Sekda DIY, Beny Suharsono. Acara ini dihadiri oleh seluruh ASN di lingkungan Kompleks Kepatihan.
Pada upacara tersebut, Beny membacakan amanat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ia menekankan pentingnya makna kedaulatan bagi bangsa Indonesia, mengingatkan kembali sejarah perjuangan rakyat dalam meraih kemerdekaan. Upacara ini diharapkan dapat memperkuat semangat nasionalisme dan kesatuan di tengah masyarakat.
Humas Pemda DIY




