Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi serta Tsunami BMKG, menjelaskan gempa tektonik yang tersebut sudah diperbarui kekuatannya menjadi 5,4, berpusat dalam kedalaman 57 km. Titik pusat lindu diperkirakan sekitar sekitar 121 km barat daya Garut.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan juga kedalaman hiposenternya, gempa yang digunakan terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersebut tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia,” beber dia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi miliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” Daryono melanjutkan.
Daryono menegaskan gempa itu, walau berpusat di tempat lautan, tiada memicu tsunami.
Berdasarkan analisis BMKG, gempa ini terasa paling kuat (dengan skala III MMI) di dalam Garut, Pangandaran, Cianjur, Cilacap, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, serta Cikelet. Sementara di dalam Lembang, Bandung, Parompong, Bogor juga Cireunghas guncangan gempa terasa pada skala II MMI.
Hingga pukul 21.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Sebelumnya diwartakan gempa Garut itu terjadi pada pukul 21.08 WIB. Titik gempa di tempat koordinat 8,11 lintang selatan juga 107,27 bujur timur.