Jakarta,REDAKSI17.COM – Kementerian Energi kemudian Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan hingga 6 April 2024 atau H-4 Lebaran, pasokan Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji), Bahan Bakar Minyak (BBM), juga listrik dalam kondisi aman.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, kemudian Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono membeberkan kondisi stok ketahanan LPG mencapai 13,5 hari, pasokan BBM di area dalam atas 20 hari, kemudian juga pasokan listrik cukup andal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Hari ini, dari laporan Tim Satgas RAFI, tercatat kondisi stok elpiji sebesar 318.889 Metric Ton (MT) lalu rata-rata normal atau Daily Objective Throughput (DOT) 23.637 MT/hari,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Minggu (7/4/2024).
Dari total tersebut, ketahanan stok elpiji atau Coverage Days sekitar 13,49 hari. “Secara umum dapat disampaikan bahwa status elpiji terbilang aman, terutama dari hasil pantauan kami di dalam area wilayah Kabupaten Bandung juga Kota Lhokseumawe,” tegas Agus.
Sementara untuk penyaluran elpiji tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,5 persen dari pelanggan normal, yakni 29.169 MT/hari dibandingkan dengan 28.468 MT/hari. Angka hal itu merupakan bilangan bulat realisasi dari Depot ke SPBE.
Secara rinci realisasi jualan dari Stasiun Penjualan Bulk Elpiji (SPBE) ke agen elpiji tiap regional PT Pertamina (persero), yakni Marketing Operation Region (MOR) I sebesar 3.497 MT, MOR II sebanyak 2.395 MT, MOR III sebesar 8.500 MT, MOR IV di dalam tempat hitungan 4.721 MT, MOR V sebesar 6.117 MT, MOR VI sebanyak 1.896 MT, pada MOR VII sebesar 2.009 MT, juga di dalam area MOR VIII sebanyak 34 MT.
Kemudian untuk BBM, konsumsi BBM dilaporkan mengalami kenaikan. Meski begitu, stok BBM dalam keadaan aman dengan rata-rata ketahanan stok di dalam dalam atas 20 hari. Bensin RON 95 jadi produk-produk paling diincar warga setelah Bensin RON 92 kemudian 90.
“Pendistribusian gasoline naik dibandingkan hari-hari sebelumnya. memasuki hari ke-4 beroperasinya posko tercatat distribusi Bensin RON 90 naik 13,82%, Bensin RON 92 naik 30,18% serta Bensin RON 95 meningkat hingga 32,16%,” kata Agus.
Peningkatan pendistribusian secara umum terjadi untuk semua jenis komponen bakar. Selain gasoline, kenaikan serupa terjadi pada BBM jenis gasoil, kecuali solar CN 48 yang digunakan mengalami penurunan distribusi sebesar -0,64%. “Kerosene juga avtur mengalami kenaikan distribusi masing-masing 42,53% lalu 28,74%,” ungkap Agus.
Berikut rangkuman laporan Posko Nasional Sektor ESDM untuk hari ke-4 terkait ketahanan stok BBM.
1. Bensin RON 90 ketahanan stok 21 hari (naik 13,82%)
2. Bensin RON 92 ketahanan stok 39 hari (naik 30,18%)
3. Bensin RON di area dalam atas 95 ketahanan stok 54 hari (naik 32,61%)
4. Solar CN 48 ketahanan stok 21 hari (turun 0,64%)
5. Solar CN 51 ketahanan stok 4 hari (naik 7,76%)
6. Solar CN 53 ketahanan stok 52 hari (naik 7,52%)
7. Kerosene ketahanan stok 46 hari (naik 42,53%)
8. Avtur ketahanan stok 39 hari (naik 28,74%)
Berikutnya dalam sektor ketenagalistrikan, Agus mengungkapkan berdasarkan data Posko Nasional per 6 April 2024, daya mampu pasok nasional tercatat sebesar 47.102,43 MW, sedangkan beban puncak mencapai 40.653,23 MW. Hal ini berarti terdapat cadangan daya sebesar 6.449,20 MW.
“Pasokan listrik nasional saat ini dalam kondisi aman serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Agus menjelaskan bahwa dari 24 sistem kelistrikan di area tempat Indonesia, 21 sistem berada dalam kondisi normal, 2 sistem (Belitung lalu Sumbawa-Bima) dalam kondisi siaga, juga 1 sistem (Bau-Bau) dalam kondisi defisit.
“Sistem Belitung lalu Sumbawa-Bima dalam kondisi siaga akibat terdapat defisit daya yang digunakan hal itu kecil juga dapat diatasi dengan pengoperasian pembangkit cadangan,” jelasnya.
Sementara itu, lanjut Agus, sistem Bau-Bau mengalami defisit daya sebesar 11,8 MW disebabkan adanya perbaikan gangguan, derating, lalu pemeliharaan pada beberapa unit pembangkit. “Untuk mengatasi defisit pada sistem Bau-Bau, pemerintah terus melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menegaskan pasokan listrik tetap aman,” ungkapnya.
Langkah-langkah antisipasi yang digunakan dimaksud telah dilakukan terjadi dijalani diantaranya:
– Mempercepat pemeliharaan pembangkit agar kembali beroperasi sesegera mungkin.
– Mengoptimalkan operasi pembangkit yang dimaksud mana ada.
– Melakukan pengaturan beban pada area sistem kelistrikan yang dimaksud hal tersebut siaga.
– Meminta bantuan pasokan listrik dari sistem kelistrikan yang digunakan surplus.