PAKUALAMAN,REDAKSI17.COM – Perpustakaan Guntur Berdaya yang berada di Kelurahan Gunungketur mewakili Kota Yogyakarta dalam ajang Lomba Perpustakaan Kalurahan/Kelurahan Terbaik Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tahun 2025. Perpustakaan ini berhasil masuk ke tahap final setelah melalui seleksi administrasi yang ketat dan dinyatakan sebagai salah satu dari enam finalis terbaik se-DIY.

Pada hari ini, Rabu (25/6/2025), Tim Visitasi Lomba Tingkat DIY melakukan kunjungan langsung ke lokasi perpustakaan. Rombongan tim juri disambut hangat oleh Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Yogyakarta Dedi Budiono, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Afia Rosdiana, serta Lurah Kelurahan Gunungketur, Sunarni.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Yogyakarta Dedi Budiono saat memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Yogyakarta Dedi Budiono menyampaikan apresiasi atas berbagai inovasi dan kontribusi Perpustakaan Guntur Berdaya dalam meningkatkan literasi masyarakat di Kota Yogyakarta, khususnya wilayah Gunungketur.

“Kami berterima kasih atas dedikasi Perpustakaan Guntur Berdaya yang terus berinovasi. Semoga dalam lomba ini menjadi momen evaluatif dan memperkuat penyelenggaraan perpustakaan di masa depan,” jelas Dedi saat sambutan.

 

Perpustakaan Guntur Berdaya berada di Kelurahan Gunungketur Yogyakarta.

Ia juga menyampaikan, berdasarkan survei tahun 2024, tingkat kegemaran membaca masyarakat Kota Yogyakarta mencapai skor 74,31, termasuk dalam kategori Tinggi. Hal ini tidak lepas dari dukungan fasilitas literasi seperti perpustakaan kelurahan, kampung baca, dan pojok baca di ruang publik.

Sementara itu, Ketua Perpustakaan Guntur Berdaya, Sri Handayani menjelaskan, Perpustakaan Guntur Berdaya ini telah mencapai sejumlah prestasi, termasuk Juara 1 Lomba Perpustakaan Kelurahan Tingkat Kota Yogyakarta dan Juara 2 Tingkat DIY pada tahun 2021. Prestasi tersebut terus ditingkatkan melalui berbagai program literasi, pelatihan keterampilan, serta pelestarian budaya lokal.

Pihak Perpustakaan Guntur Berdaya menerima Tim Visitasi Lomba Tingkat DIY 2025.

Diantaranya ada program unggulan Perpustakaan Guntur Berdaya yakni SIDOLAH atau Sinau Sinambi Dolan Karo WARSIMAH. Dimana dalam program ini terdapat literasi kreatif bagi anak-anak yang mencakup pelatihan batik, cooking camp, parenting, dan gelar kreativitas.

Selain itu, ada GERDU LESTARI atau Gerakan Terpadu Kelola Sampah Mandiri yang mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dan bekerja sama dengan bank sampah, pelapak, serta warga RT/RW.

Ia menambahkan, koleksi perpustakaan saat ini mencapai 2.037 item, mulai dari buku teks, referensi, e-book, terbitan berkala, hingga kerajinan dari daur ulang limbah.

Sejak 2023, Perpustakaan Guntur Berdaya juga telah menjalankan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dari Perpustakaan Nasional RI. Ia berharap, dengan berbagai inovasi yang dimiliki Perpustakaan Guntur Berdaya optimis akan meraih juara Perpustakaan Kalurahan/Kelurahan Terbaik Tingkat DIY Tahun 2025.

“Saat ini, untuk jumlah anggota meningkat dari 434 orang tahun 2024 menjadi 469 orang di tahun 2025. Pelayanan inklusif juga menjadi prioritas kami, melalui program Si DolahGelar Lansia dan Difabel, serta Gunungketur Festival. Selain itu, Kolaborasi diperluas dengan melibatkan OPD, komunitas WARSIMAH, masjid, dan RW setempat,” jelas Sri Handayani.

Selanjutnya, Ketua Tim Visitasi, R. Susilo Widodo mengungkapkan, transformasi perpustakaan kini tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai ruang partisipatif dalam pembangunan masyarakat.

“Kami mengapresiasi keterlibatan masyarakat dalam program-program literasi. Pelibatan warga, pelatihan peningkatan taraf hidup, dan transparansi dalam pengelolaan menjadi poin penting dalam penilaian,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Perpustakaan Guntur Berdaya termasuk dalam 6 besar terbaik dari 20 peserta se-DIY. Menurutnya, hal ini merupakan capaian membanggakan dan menjadi inspirasi bagi perpustakaan lainnya.

“Kami berharap perpustakaan ini bisa menjadi yang terbaik, dan menjadi contoh pengelolaan perpustakaan berbasis masyarakat yang profesional dan berkelanjutan,” imbuhnya.