Gara-gara itu, Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa alias BEM Unri mendapat kiriman karangan bunga duka cita juga dipasangi spanduk pada Selasa (19/12/2023) malam. Videonya diunggah akun Instagram @kabarpekanbaru.
“Turut berduka cita atas gugurnya keringat ratusan peserta aksi massa yang berdiri sia-sia di tempat depan Kantor Gubernur Riau,” bunyi tulisan di tempat karangan bunga yang tersebut diletakkan dalam depan teras sekretariat BEM Unri itu.
![Heboh Presma Unri disebut menjadi tim pemenangan Caleg. [Instagram/kabarpekanbaru]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/20/38458-bem-universitas-riau.jpg)
Terlihat juga beragam spanduk yang ditulis dengan tulisan berwarna merah juga hitam pada atas kain putih bernada kekecewaan terhadap Presma atau Ketua BEM.
Selain itu, spanduk-spanduk hal tersebut juga berisi tuntutan agar Ketua BEM Unri segera dicopot dari jabatannya.
Salah satu spanduk yang tersebut menyebut Presma Unri terlibat dalam partai kebijakan pemerintah bahkan dipasang menutupi pintu masuk dengan posisi menyegel pintu sekretariat.
Aksi ini dikerjakan lantaran beredar sebuah foto yang dimaksud beredar di dalam internet. Foto yang menunjukkan Presma Unri yang tersebut diduga sebagai relawan pemenangan mantan Gubernur Riau Syamsuar sebagai Caleg DPR RI.
Foto hal tersebut diunggah dalam Facebook Garda Muda Syamsuar lalu diunggah kembali oleh @aliansimahasiswapenggugat, Selasa (10/12/2023). Dalam foto yang dibagikan akun yang disebut nampak beberapa orang sedang berkumpul duduk.
Ketua BEM Unri yang mana diduga terlibat dalam politik praktis ini mendapat perhatian dari warganet. Tak sedikit dari netizen yang tersebut menyindir polemik tersebut.
“Mantan gubri periode ini yg ada pohon beringinnya,” tulis warganet mencoba menjelaskan terkait siapa sosok yang diseret.
“Awal aja udah rusuh, memprihatinkan sekarang ya. Jaman BEM kami dulu gak ada rusuh-rusuh begini. Kalau tiada sanggup memajukan di tempat UNRI, jangan menghasilkan gaduh di tempat dalamnya. Miris sekali sekarang,” tambah yang tersebut lain.
“Beginilah kehidupan di dalam negeri wakanda, mahasiswa berebut jabatan dikampus, berkoar” Menyuarakan aspirasi rakyat, mengaku aktivis, padahal dibelakang, sibuk bermain dengan penguasa, serta ketika sudah diberi jabatan suaranya tak pernah didengar lagi,” sahut netizen.