Umbulharjo,REDAKSI17.COM — Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa mempercantik dan menata wajah kota tidak selalu membutuhkan anggaran besar. Hal itu disampaikan saat meninjau pelaksanaan kegiatan Gotong Royong dan Kerja Bakti Menata Wajah Kota di kawasan Makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, Jalan Kusumanegara, serta area sekitar luar Stadion Kridosono, Minggu (12/10).
Menurut Hasto, banyak ruang-ruang kota di Yogyakarta yang tampak kumuh dan kurang terawat, padahal bisa ditata dengan langkah-langkah sederhana. “Membersihkan dan memperindah kota tidak harus dengan uang besar. Cukup dengan sentuhan kecil dan kepedulian bersama,” ujarnya.
Ia menilai, terlalu banyak alasan yang kerap muncul ketika ada lokasi yang dibiarkan kotor atau tidak tertata, seperti karena bukan tanah milik pemerintah. “Kalau kumuh, ya tetap tidak enak dilihat. Membersihkan itu tidak salah, yang penting tidak membangun di atas tanah milik orang lain. Kalau memang tanahnya bukan milik pemerintah, bisa ditata dengan cara lain, misalnya diberi pot tanaman. Kalau pemiliknya butuh, potnya tinggal diangkat. Yang penting rapi,” jelasnya.
Wali Kota mengecat ulang tembok sekitaran makam
Hasto menegaskan, kebersihan dan kerapian kota merupakan tanggung jawab bersama. Pihaknya juga menyoroti kondisi di sekitar Makam Kyai Ageng Prawiro Purbo yang sebelumnya tampak kumuh dan kurang terawat.
“Dindingnya sudah seperti korengan, daun-daun kering juga tidak ada yang membersihkan. Ini kan kota, bukan pedalaman. Mestinya kita semua punya rasa memiliki. Tidak perlu proyek besar untuk membuatnya bersih dan indah,” tegasnya.
Hasto berharap semangat gotong royong dapat terus dijaga dan menjadi budaya warga Yogyakarta dalam menjaga keindahan dan kebersihan lingkungan. “Jogja ini punya banyak ruang terbuka. Kalau semua peduli, saya yakin kota ini akan semakin indah tanpa harus menunggu anggaran besar,” pungkasnya.
Kerja bakti membersihkan area makam
Sementara itu, Ketua RT 07 RW 02 Kelurahan Tahunan, Sutadi, menyampaikan bahwa keberadaan lokasi di sekitar makam memang sudah meresahkan warga karena terlihat kumuh dan semrawut. “Posisinya memang sudah meresahkan warga karena tempatnya terkesan liar dan kumuh. Sebenarnya sudah lama kami ingin menata area ini, tapi dulu masih ragu karena khawatir dianggap intervensi terhadap para pedagang,” ungkapnya.
Warga dan satpol pp membersihkan area makam
“Sekarang sudah tidak ada pedagang yang menetap, hanya tinggal satu yang berjualan bunga, dan itu pun sudah kita tata ulang sesuai arahan. Sistemnya sekarang pakai meja dan tidak tidur di tempat ini,” lanjutnya.
Sutadi juga menambahkan bahwa warga menyambut baik langkah kerja bakti dan penataan yang dilakukan. “Yang punya tempat juga menerima dengan senang hati. Intinya, kita semua ingin lingkungan ini jadi bersih dan nyaman,” ujarnya.