Sleman,REDAKSI17.COM – Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengajak calon wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membangun ketangguhan karakter dan kemandirian ekonomi saat menjadi narasumber dalam Talk Show Sinergi UGM dan KAGAMA pada kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode November 2025 di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Senin (24/11).
Di hadapan para calon wisudawan, Hasto menegaskan pentingnya daya tahan mental generasi muda dalam menghadapi kompetisi global. Ia memperingatkan agar generasi sekarang tidak tumbuh menjadi generasi stroberi, istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan kelompok yang mudah rapuh dan menyerah ketika menghadapi tekanan.
“Generasi muda sekarang jangan lembek, karena kalian ini sandwich generation di mana nanti akan lebih banyak orang tua yang sudah tidak produktif, karena terjadi aging population dan harapan hidup kita khususnya di Yogyakarta itu tinggi, bahkan nomor satu di Indonesia,” ujarnya.

Hasto menjelaskan bahwa Indonesia tengah memasuki fase krusial dengan ancaman aging population dan menipisnya peluang bonus demografi. Ia mengingatkan bahwa jendela kesempatan menuju Indonesia maju semakin sempit.
“Window of opportunity menuju Indonesia maju akan menutup pada 2040. Kalau anak muda tidak bekerja keras, meningkatkan skill, dan menciptakan lapangan kerja, peluang itu bisa hilang,” tegasnya.

Menutup paparannya, Hasto menekankan dua hal yang menurutnya menjadi kunci menghadapi tantangan masa depan yaitu peningkatan keterampilan dan kemandirian ekonomi perempuan.
“Anak muda harus punya skill, kerja keras, dan memberdayakan perempuan agar tetap mandiri. Bisa bekerja dan menciptakan lapangan kerja, punya kemandirian finansial di usia 50 tahun,” pungkasnya.
Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Sandya Yudha, menegaskan bahwa pembekalan bagi calon wisudawan ini penting untuk memperluas perspektif mereka sebelum memasuki dunia kerja.
“Kami ingin para lulusan UGM memahami bahwa kompetensi teknis saja tidak cukup. Mereka perlu membangun karakter, etika, dan kepekaan sosial agar mampu berkontribusi nyata di masyarakat,” ujarnya.



