Bantul,REDAKSI17.COM-Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo membagikan pengalaman kepemimpinannya kepada 43 peserta pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) tahun 2025 yang digelar di Badan Diklat DIY, Jumat (23/5/2025).

Dalam paparannya Hasto memaparkan berbagai inovasinya selama ia menjadi kepala daerah baik ketika ia menjabat sebagai Bupati Kulonprogo maupun Wali Kota Yogya.

“Saya selalu berkomitmen dimana saya menjadi memimpin harus ada gebrakan,” ujarnya.

Salah satu contohnya ketika Ia telah dilantik menjadi Wali Kota Yogya, pihaknya langsung mendorong seluruh perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya agar membuat program baru melalui kebijakan quick wins.

Bahkan orang nomor satu di Kota Yogya ini pun siap memberi teguran bagi perangkat daerah yang dirasa tidak mampu membuat program baru selama 100 hari kerjanya.

“Seluruh perangkat daerah ini saya minta agar mereka membuat program baru, khususnya program yang langsung berdampak pada peningkatan kinerja pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Dari komitmennya ini, Pemkot Yogya berhasil menciptakan 100 proyek perubahan dalam waktu 100 hari kepemimpinannya.

Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo saat menjadi narasumber dihadapan 43 peserta pelatihan kepemimpinan nasional (PKN) tahun 2025.

“Misalnya terkait permasalahan sampah, sebelum saya menjadi Wali Kota, Kota Yogya dilanda berbagai permasalahan sampah. Untuk itu usai dilantik saya minta DLH Kota Yogya agar membersihkan seluruh tumpukan sampah ini. Hasilnya belum genap 100 hari usai dilantik seluruh depo-depo sampah sudah bersih dari sampah,” bebernya.

Selain permasalahan sampah ada sejumlah program yang dijadikan prioritasnya termasuk soal perhatian kondisi rumah tangga setiap keluarga di Kota Yogya.

“Ini juga menjadi fokus saya dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Kota Yogya,” imbuhnya.

Untuk itu Pemkot Yogya menciptakan inovasi pendampingan keluarga yakni dengan program Puspagatra Ngetren atau Pusat Pembelajaran Keluarga dan Satyagatra Hangayomi Kemantren. Dari program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan keluarga sebagai pondasi utama masyarakat yang harmonis dan berdaya.

“Kami juga memiliki program satu kampung satu bidan sebagai upaya menekan angka stunting dan kematian ibu. Sementara untuk lansia kami punya program pemeriksaan kesehatan gratis rutin,” paparnya.

Sedangkan dari sisi pemberdayaan ekonomi masyarakat, pihaknya manggandeng para perajin batik untuk membuat batik identitas Kota Yogya yakni batik Segoro Amarto Reborn.

“Jadi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Yogya dan pelajar tingkat SD hingga SMP di Kota Yogya diwajibkan memakai batik ini,” bebernya.

Berbagai inovasi yang telah dipaparkan Hasto ini mengundang decak kagum dari seluruh peserta, salah satunya adalah Antin Suprihatin yang juga sebagai Kepala Disperindagkop dan UKM Kota Singkawang.

Ia pun menyoroti kebijakan Hasto yang mewajibkan seluruh ASN Pemkot Yogya dan pelajar memakai batik khas Kota Yogya. Pihaknya berencana akan mereplikasi kebijakan ini di Kota Singkawang.

“Saya senang sakali mendengar berbagai inovasi yang telah disampaikan Pak Hasto, sangat menginspirasi sekali,” bebernya.