Kotagede,REDAKSI17.COM-Kelurahan Rejowinangun menjadi salah satu contoh nyata komitmen masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis lingkungan melalui Gerakan MAS JOS (Masyarakat Jogja Olah Sampah). Dukungan ini terlihat dari partisipasi aktif warga dalam memilah dan mengolah sampah rumah tangga, serta peninjauan langsung yang dilakukan oleh Lurah Rejowinangun, Handani Bagus Setyarso, ke sejumlah rumah warga.

Beberapa waktu lalu, pihaknya telah membagikan galon-galon bekas kepada warga. Galon tersebut dimanfaatkan sebagai wadah pemilahan sampah organik basah mentah dan sampah organik basah matang.

Dalam peninjauannya, Handani mengaku kagum dan mengapresiasi tinggi partisipasi warga Rejowinangun.

“Saya sangat bangga karena warga kami tidak hanya mengikuti arahan, tetapi sudah memiliki kesadaran yang luar biasa dalam mengolah sampahnya,” ujar Handani dilokasi, Kamis (9/10/2025).

Handani menjelaskan, bahkan sebelum adanya program MAS JOS, masyarakat Rejowinangun sebenarnya sudah terbiasa mengelola sampah dengan baik. Beberapa warga bahkan memiliki inovasi dan kebiasaan unik dalam mengurangi dan mengolah sampah.

Waliamah saat menunjukkan galon bekas yang diberikan dari kelurahan sudah ia manfaatkan untuk memilah sampah organiknya.

Salah satu contoh adalah Waliamah, warga RW 06. Ia tidak hanya memilah sampah menggunakan galon bekas, tetapi juga mengolah sampah organiknya menjadi pupuk kompos. Pupuk tersebut ia gunakan untuk merawat lebih dari 20 tanaman koleksi miliknya.

“Dengan mengompos, sampah tidak terbuang, tanaman juga subur,” katanya.

Warga lain, Ely, juga memiliki kebiasaan serupa. Selain memproduksi pupuk kompos dari sampah organik, Ely memanfaatkan sisa sayuran untuk memberi makan kelinci peliharaannya. Dengan cara ini, sampah organik benar-benar termanfaatkan secara maksimal.

“Sayang kalau langsung dibuang, kelinci milik Bu Ely ini suka sisa sayuran, misalnya kobis dan wortel,” ujarnya.

Berbeda dengan Waliamah dan Ely, Wakirun memiliki strategi lain dalam mendukung pengurangan sampah. Ia dan keluarganya selalu menghabiskan makanan yang dimasak, sehingga tidak menghasilkan sampah organik dari sisa makanan.

Menurut Handani, kebiasaan positif masyarakat Rejowinangun ini tidak hanya mendukung program MAS JOS, tetapi juga membantu meringankan tugas offtaker dan penggerobak sampah.

“Sampah organik dari warga sudah selesai di rumah. Artinya, ketika diambil, tidak ada yang tersisa untuk diolah lagi. Ini sangat membantu petugas,” ungkapnya.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan warga, Rejowinangun kini menjadi contoh implementasi nyata gerakan MAS JOS. Kesadaran warga dalam memilah, mengolah, dan mengurangi sampah dari sumbernya terbukti membawa dampak besar bagi kebersihan lingkungan.

Handani berharap semangat warga ini terus dijaga dan menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Kota Yogyakarta.

“Kalau semua warga punya kesadaran seperti ini, masalah sampah bukan lagi beban, tapi bisa menjadi berkah,” pungkasnya.