Home / Kesehatan / Waspada! Cuaca Panas Mendidih Masih Lanjut Sepanjang Oktober

Waspada! Cuaca Panas Mendidih Masih Lanjut Sepanjang Oktober

Waspada! Cuaca Panas Mendidih Masih Lanjut Sepanjang Oktober

Jakarta – Beberapa hari terakhir sebagian wilayah Indonesia dilanda oleh cuaca panas yang mana mana menyengat. Suhu ‘gerah’ ini diprediksi masih akan terjadi sepanjang Oktober ini.

“Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam rilis resmi dikutip Minggu, (1/10/2023).

Atas hal ini, BMKG mengimbau kepada umum untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh kemudian kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang mana beraktivitas dalam dalam luar ruangan pada siang hari supaya bukan terjadi dehidrasi, kelelahan serta dampak buruk lainnya.

Fenomena suhu panas terik ini sudah dirasakan umum Indonesia sepekan terakhir. Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode tanggal 22-29 September 2023 dalam beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi dengan kisaran suhu antara 35-38.0 °C pada siang hari.

Adapun wilayah yang dimaksud mencatatkan suhu terpanas selama periode yang mana adalah Kantor Stasiun Klimatologi Semarang – Jawa Tengah pada tanggal 25 serta 29 September 2023, serta dalam Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka – Jawa Barat pada tanggal 28 September 2023.

Sementara itu suhu maksimum terukur di tempat area wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35.0 – 37.5 °C, dalam area mana suhu maksimum hingga 37.5 °C terukur di dalam area wilayah Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2023.

BMKG merinci, fenomena suhu panas terik yang digunakan disebut terjadi oleh sebab itu dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer. Salah satunya adalah kondisi cuaca dalam tempat sebagian besar wilayah Indonesia terutama dalam Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang hal itu cerah serta sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.

“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidaklah mengalami hambatan signifikan oleh awan di tempat area atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di area area luar ruangan terasa sangat terik,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama pada selatan ekuator masih mengalami musim kemarau kemudian sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini, sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

Faktor lainnya adalah posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Ini berarti bahwa sebagian wilayah Indonesia dalam area selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang tersebut relatif lebih lanjut tinggi intens dibandingkan wilayah lainnya.

Namun demikian, fenomena astronomis ini bukan berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara tajam atau ekstrem dalam dalam permukaan bumi. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan juga juga tingkat kelembapan udara miliki dampak yang dimaksud tambahan besar juga terhadap kondisi suhu terik pada suatu wilayah seperti yang dimaksud mana terjadi saat ini dalam beberapa wilayah Indonesia.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *