Jakarta,REDAKSI17.COM – Menag mengatakan dirinya miliki kepentingan untuk menjaga agar jangan sampai agama diperalat untuk kepentingan politik.
Oleh karenanya, ia bukan mempermasalahkan jika dianggap seperti individu buzzer. Ia mengatakan perbedaan pendapat adalah hal yang hal itu sah-sah saja.
“Kalau ada sebab saya miliki kepentingan ini, kalau orang mengatakan saya ini buzzer, mengatakan saya ini ya sebangsa buzzer itulah, ya biarin aja enggak papa, ini perihal beda pendapat, itu ya sah-sah sekadar orang mau ngatain saya buzzer juga enggak apa-apa,” kata Yaqut saat acara launching logo serta tema hari santri 2023 di tempat area Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (6/10).
Ia mengatakan pernyataan mengenai pengaplikasian agama untuk kepentingan kebijakan pemerintah yang yang pernah disampaikannya, tiada ditujukan kepada seseorang atau kelompok tertentu. Yaqut justru menyentil balik pihak-pihak yang digunakan mana tersinggung dengan pernyataannya.
“Saya tiada menyebut seseorang atau satu kelompok tertentu, ini berlaku umum, secara umum ini berlaku keseluruhan. Jadi kalau kemudian ada yang hal tersebut tersinggung, ada yang mana dimaksud merasa kesentil, gitu ya mohon maaf, mohon maaf mungkin Anda lelah, atau piknik kurang, ya ndak tahu,” katanya.
Sebelumnya, Yaqut menyinggung pemimpin bermulut manis acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja dalam Hotel Alila, Solo, Jumat (29/9). Dia memohonkan masyarakat memilih pemimpin dengan melihat rekam jejaknya.
Yaqut juga menyinggung mengenai pengaplikasian agama dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia pun menyentil pemilihan pemimpin yang digunakan belaka berdasarkan wajah tampan juga bermulut manis.
Pernyataan itu ditanggapi pimpinan PKB, partai yang mana menaungi Yaqut. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyindir balik Yaqut.
“Itu omongan buzzer,” ucap Cak Imin tertawa di tempat area Jakarta, Minggu (1/10).
Pernyataan itu serupa dengan ucapan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.
“Buang-buang statement menurut saya, buang-buang omongan yang mana digunakan enggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang mana itu seperti itu,” tutur Jazilul.