Home / Politik / Zohran Mamdani Jadi Wali Kota New York, HNW: Bukti Dunia Demokrasi Mulai Berubah

Zohran Mamdani Jadi Wali Kota New York, HNW: Bukti Dunia Demokrasi Mulai Berubah

    
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Hidayat Nur Wahid.

JAKARTA,REDAKSI17.COM — Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Hidayat Nur Wahid, mengucapkan selamat kepada Wali Kota New York terpilih, Zohran Mamdani, serta masyarakat New York dan masyarakat dunia. Menurutnya, kemenangan ini membuktikan bahwa oligarki dan lobi pro-Zionis Israel di New York, Amerika Serikat, dapat dikalahkan oleh kesadaran baru yang pro-kemanusiaan dan pro-Gaza/Palestina.

“Ini adalah kemenangan yang patut disyukuri oleh warga New York, khususnya masyarakat kelas pekerja dan para aktivis kemanusiaan pro-Gaza/Palestina di seluruh dunia. Hal ini juga menunjukkan wajah baru Amerika Serikat yang bisa jadi lebih baik di mata dunia, yaitu hadirnya kesadaran dan generasi baru yang menolak arogansi serta hegemoni asing Zionis, dan mengedepankan keadilan, kepentingan rakyat, serta kemanusiaan global,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (5/11).

Hidayat, yang akrab disapa HNW, menambahkan bahwa kemenangan Zohran diraih di tengah masifnya konspirasi oligarki pro-Zionis dan kampanye Islamofobia terhadap dirinya karena latar belakangnya sebagai seorang muslim. Namun mayoritas pemilih di Kota New York yang multiras, multiagama, dan multikelompok—termasuk warga Kristiani dan Yahudi—tidak terpengaruh kampanye negatif tersebut.

“Generasi muda di sana justru tampil militan namun tetap damai, tidak anarkis, dan tak tergoyahkan dalam memilih Zohran sebagai wali kotanya. Ini pertanda bahwa demokrasi yang dikedepankan adalah demokrasi substansial, bukan demokrasi yang dilandasi Islamofobia, framing, atau kuasa lobi dan money politics oligarki,” tegasnya.

Lebih lanjut, HNW menyampaikan bahwa sikap Zohran yang secara terbuka mendukung Gaza/Palestina serta berkomitmen melaksanakan Surat Perintah Penahanan dari Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, bila keduanya datang ke New York, justru mendapat dukungan luas dari masyarakat kota tersebut.

“Komitmen atas hukum internasional ini mendapat dukungan dari banyak kalangan di New York, termasuk masyarakat Yahudi anti-Zionis. Mereka bukan hanya memilih, tetapi juga ikut mengampanyekan Zohran untuk bisa terpilih. Mereka menegaskan bahwa menolak Zionisme bukan berarti anti-Semitisme, karena Zionisme bukan agama dan tidak mewakili seluruh umat Yahudi,” jelasnya.

Menurut HNW, sikap Zohran tersebut merupakan bagian dari upaya menyelamatkan kemanusiaan dan menegakkan hukum internasional, dengan menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel di Gaza.

“Pelaksanaan keputusan ICC untuk menangkap Netanyahu dan Gallant adalah langkah untuk memastikan pihak-pihak yang disangka melakukan genosida di Gaza dapat dikenai sanksi hukum sesuai keputusan ICC. Dengan begitu, kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Gaza tidak terjadi lagi, perang bisa dihentikan, dan perdamaian dapat diwujudkan,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut HNW, kemenangan Zohran juga sejalan dengan tren politik baru yang berkembang di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat. Masyarakat AS, setelah menyaksikan kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil di Gaza yang didukung penuh oleh pemerintah mereka dan dibiayai dari pajak rakyat, kini mulai menolak politisi yang mendapat bantuan keuangan dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), lembaga lobi utama Israel di AS.

“Bahkan secara global, masyarakat pro-demokrasi substansial ingin ketidakadilan segera diakhiri. Karena itu, kini mulai dimenangkan pihak-pihak yang dalam aksi politiknya justru tegas mendukung Gaza/Palestina dan menolak kebohongan serta genosida yang dilakukan Zionis Israel,” kata HNW.

Ia mencontohkan bahwa beberapa hari sebelum kemenangan Zohran di New York, kandidat Presiden Irlandia Catherine Connolly, yang dikenal pro-Palestina dan menolak kejahatan Israel terhadap Gaza, juga menang telak dalam pemilihan presiden di Irlandia. Sementara di Belanda, Partai D66 yang anggota parlemennya mendukung Gaza/Palestina dan mengusulkan boikot terhadap Israel, berhasil mengalahkan Partai Kebebasan (PVV) pimpinan Geert Wilders, politisi yang dikenal Islamofobia dan pendukung berat Israel.

“Semoga kesadaran baru dan perubahan lanskap politik di berbagai negara demokrasi yang sebelumnya sangat dipengaruhi oleh Islamofobia dan lobi Zionis ini dapat terus berlanjut. Kita berharap perubahan ini membawa pencerahan global dan mewujudkan perdamaian, tidak hanya di Gaza dan Palestina, tetapi juga di wilayah-wilayah lain di dunia. Karena masyarakat dunia sudah muak dengan kebohongan dan kesewenang-wenangan Israel terhadap rakyat Gaza/Palestina, serta pengabaian mereka terhadap lembaga-lembaga internasional yang diakui dunia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *