Sleman (29/09/2024) REDAKSI17.COM – Karang taruna harus mampu tampil dan mengambil bagian dalam upaya penanganan persoalan sosial di DIY. Karang taruna pun harus bisa menjadi pelopor dalam upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran di desanya masing-masing.
Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Awarding Pekan Inovasi Sosial Karang Taruna DIY Minggu (29/09) malam. Bertempat di Plaza Ambarrukmo, Sleman, Sri Sultan mengungkapkan harapannya agar karang taruna berkolaborasi dengan pemerintah desa mengaktifkan potensi-potensi desa.
“Harapan saya bagaimana anak muda yang tergabung dalam karang taruna itu bisa mengambil inisiatif. Dengan inovasinya, mereka bisa mempelopori dan membantu Pak Lurah, khususnya mengurangi angka kemiskinan, maupun pengangguran,” papar Sri Sultan.
Sri Sultan menjelaskan, dengan mengangkat potensi desa, diharapkan masyarakat desa dapat tumbuh dan berkembang tanpa harus ke kota. Pemda DIY pun sangat terbuka untuk diajak bekerja sama untuk melakukan berbagai hal agar lapangan kerja juga tumbuh di desa.
“Melalui kegiatan ini, saya kira ini momentum yang bagus bagi karang taruna. Di samping juga mengembangkan bisnisnya, juga bisa menjalankan komitmen sosialnya. Harapan saya kegiatan ini mampu menggerakkan desa, dimulai dari anak-anak mudanya,” imbuh Sri Sultan.
Ketua Karang Taruna DIY, GKR Hayu dalam laporannya mengatakan, Pekan Inovasi Sosial ini diselenggarakan sebagai peringatan HUT ke-60 Karang Taruna yang jatuh setiap tanggal 26 September. Rangkaian kegiatan ini juga sebagai bukti nyata kerja Karang Taruna DIY dalam penanganan masalah sosial masyarakat.
“Kami menerima mandat dari Gubernur DIY untuk mencegah urbanisasi. Dan salah satu cara kami untuk melaksanakan mandat tersebut ialah melalui program inovasi sosial yang kami inisiasi ini. Kami berharap karang taruna di setiap desa bisa berkontribusi menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di desa mereka,” ungkapnya.
GKR Hayu menuturkan, dalam upaya penyelesaian masalah sosial di masa kini, sudah tidak bisa lagi dengan cara lama. Perlu adanya inovasi dan pengentasan masalah sosial yang mengarah pada kemandirian dan keberlanjutan. Untuk itu, karang taruna sebagai wadah sosial yang besar diharapkan menjadi leading sektor dalam ekosistem sosial.
“Selama ini banyak penanganan masalah sosial yang dilakukan organisasi maupun komunitas, tapi masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal jika kekuatan ini disatukan, disinergikan, dan dikolaborasikan, pasti menjadi energi yang sangat besar,” paparnya.
Untuk itu, GKR Hayu mendorong kolaborasi dan kerja sama semua pihak terkait. Menurutnya, selama ini sudah banyak best practice penanganan masalah sosial yang potensial untuk dikomunikasikan dan diterapkan di berbagai tempat.
Pada acara ini, Gubernur DIY juga menyerahkan penghargaan kepada 10 besar inovasi sosial karang taruna di DIY tahun 2024. Mereka adalah lhsan Muchlis Amirudin dari Kulon Progo dengan inovasi Klaper-X (Perangkap Cahaya Serangga), Dwi Ajeng Fitriani dari Bantul mengusung Gerakan Pemberdayaan Ekonomi, kemudian KT Kalurahan Tepus dari Gunungkidul inovasinya DEWI KAMPUS.
Selanjutnya, Tegar Cahya Putra dari Kulon Progo dengan inovasi Pemberdayaan Berbasis Komoditass Lokal dan BIODIVERSITY, kemudian Yoga Pradana dari Bantul dengan program
Ketahanan Pangan Berbasis Pengolahan Sampah, Ilham Prihatin dari Bantul dengan Nasi Gratis Jogja. Lalu, Dede Apriyanto dari Gunungkidul menginisiasi Kelompok Informasi Masyarakat Sokokerep, Feri Joni Susanto dari Gunungkidul dengan kreasi Cah GARI Produksi Kreatif, Niken Agustin dari Kota Yogyakarta menciptakan HERBARASA Inovasi Minuman Jamu Kekinian, dan terakhir Eka Fredyanto dari Kota Yogyakarta dengan ‘PACK UP’ karya packaging.
HUMAS DIY