MANTRIJERON,REDAKSI17.COM – Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan sektor pariwisata Kota Yogyakarta tanpa harus bergantung pada pembangunan infrastruktur fisik yang besar. Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada Reranding 1O1 Urban Heritage Yogyakarta LYNN Prawirotaman, hari Rabu (22/10).
Menurut Hasto, keberadaan hotel menjadi bagian penting dari amenitas pariwisata yang memperkuat daya tarik Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggulan Nasional.
Pihaknya menambahkan pada tahun 2024, Kota Yogyakarta dikunjungi oleh 10 juta wisatawan, itu pun angka paling rendah yang tercatat dalam retribusi.
Hasto berharap jumlah itu akan meningkat pada tahun-tahun mendatang, terutama melalui penambahan fasilitas dan atraksi wisata yang kreatif. “Mudah-mudahan kalau seluruh DIY bisa mencapai lebih dari 450.000 wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Hasto mengakui, pandemi COVID-19 dan berbagai faktor ekonomi global sempat menekan jumlah kunjungan wisatawan. Namun, menurutnya hal itu justru menjadi tantangan bagi pelaku pariwisata untuk berinovasi. Untuk itu, pentingnya dukungan dari pihak swasta, termasuk perhotelan, terhadap pengelolaan kawasan Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia.
“Kami sudah membuat Peraturan Wali Kota tentang Sumbu Filosofi. Di korzon (core zone) kami melakukan moratorium pembangunan hotel agar penataan lebih baik. Di buffer zone masih dimungkinkan, tetapi di korzon sudah tidak boleh,” jelas Hasto.
Kebijakan tersebut, diharapkan tidak hanya menjaga kelestarian kawasan bersejarah, tetapi juga memberikan keuntungan bagi hotel yang sudah ada karena mengurangi tingkat kompetisi.
Hasto turut mengapresiasi komitmen hotel-hotel di Yogyakarta dalam pengelolaan sampah dan lingkungan.
“Kami berterima kasih karena hotel-hotel sudah mengolah sampah dengan baik. Pemerintah pusat tidak merekomendasikan penggunaan generator kecil, dan kita sedang menuju pengolahan sampah menjadi energi listrik,” tambahnya.
Sementara itu, Owner 1O1 Urban Heritage Yogyakarta LYNN Prawirotaman, Mochamad Nadjib mengungkapkan, sejak awal pembangunan, desain arsitektur hotel ini telah mendapatkan panduan dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta agar tetap selaras dengan nuansa kawasan heritage di sekitar Kraton.
“Bangunan ini memang kami desain dengan sentuhan arsitektur heritage agar menyatu dengan karakter budaya Yogyakarta,” jelas Nadjib.
Kolaborasi dengan jaringan 1O1 Urban Heritage pun menjadi langkah strategis untuk memperkuat konsep tersebut. “Kami ingin para tamu tidak sekadar menginap, tetapi mendapatkan pengalaman experience menikmati suasana heritage, pelayanan khas Jogja, hingga cita rasa kuliner lokal yang autentik,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mengangkat kuliner tradisional Yogyakarta sebagai bagian dari daya tarik hotel. “Kalau di Jakarta mungkin sulit menemukan makanan lokal seperti di sini. Karena itu, kami menghadirkan kuliner lokal setiap pagi agar tamu bisa merasakan kekayaan rasa Jogja,” ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih dan harapan untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku pariwisata, dan agen perjalanan. “Kami mohon doa restu dan dukungan agar dapat terus berkontribusi menghadirkan pilihan-pilihan destinasi terbaik di Kota Yogyakarta,” imbuhnya.