Sleman,REDAKSI17.COM – Diskusi Publik bertajuk “Peran Yogyakarta dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045: Membesarkan Keistimewaan untuk Masa Depan” menghadirkan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan dan akademisi UGM Prof Wihana Kirana Jaya pada Minggu (7/12/2025) malam di Wakijan Coffee. Keduanya membahas peran strategis Yogyakarta dalam pembangunan nasional sekaligus tantangan generasi muda di masa mendatang.
Dalam paparannya, Wawan menilai generasi Z dan alfa yang kelak memegang estafet pembangunan memiliki kemampuan yang kuat dalam pengetahuan dan keterampilan. Namun, menurutnya, kecakapan tersebut harus dibarengi dengan karakter dan pemahaman budaya yang kokoh.
“Adik-adik ini saya yakin pengetahuannya sangat luas karena lahir di era teknologi, sehingga aksesnya mudah. Tapi jangan lupa bahwa mengetahui saja tidak cukup. Harus paham makna secara mendalam dari apa yang dipelajari dan apakah bisa diterapkan untuk hal baik. Yang paling penting adalah pondasi budi pekerti dan marwah budaya kita, apalagi orang Jogja jangan sampai kehilangan jogjanya,” jelasnya.
Wawan juga mengungkapkan rencana Pemerintah Kota Yogyakarta untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah. Mulai tahun 2026, pelajar SD dan SMP direncanakan akan mendapatkan kelas khusus budi pekerti dan muatan lokal setiap hari Sabtu.
“Budi pekerti dan muatan lokal juga harus punya porsi dalam proses belajar dan mengajar. Kami punya rencana agar ada hari khusus itu di sekolah, sehingga anak-anak bisa belajar unggah-ungguh, budaya, dan kesenian tradisional,” ujarnya.
Sementara itu, Prof Wihana menyoroti posisi Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang berakar pada budaya, sejarah, dan warisan heritage. Ia menjelaskan bahwa kekuatan tersebut dapat menjadi modal besar bagi Yogyakarta untuk berperan dalam pencapaian Indonesia Emas 2045.
“Jogja itu magnetnya pendidikan, pendidikan yang berbasis budaya, sejarah, dan heritage. Kita punya ekosistem heritage Jogja–Borobudur–Prambanan–Sangiran yang sangat kuat. Tantangannya adalah bagaimana membawa kekuatan ini ke masa depan, karena 2045 itu bukan jauh, itu seperti besok. Tomorrow is today,” ungkapnya.
Menurut Wihana, pengembangan kreativitas dan inovasi harus dibangun melalui perpaduan teknologi dengan nilai budaya. Ia mencontohkan pengembangan animasi dan industri kreatif yang dapat mengolah cerita-cerita lokal seperti Borobudur, Prambanan, dan legenda-legenda Jawa menjadi produk berdaya saing global.
“Kita perlu membangun software-nya. Pariwisata harus disandingkan dengan teknologi sains, teknologi, engineering, dan matematika, tetapi dikemas dengan seni budaya. Tantangan terbesar sekarang adalah membuat storytelling yang kuat dan global, agar bisa terbaca dan diterima dunia,” imbuhnya.




