UMBULHARJO,REDAKSI17.COM — Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Curah hujan diprediksi meningkat dengan intensitas sedang hingga lebat, sehingga berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi.
Sebagai langkah kesiapsiagaan, Pemkot Yogyakarta telah menerbitkan Surat Edaran (SE) serta Surat Keputusan (SK) Wali Kota Nomor 455 Tahun 2025 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Talud Longsor, dan Cuaca Ekstrem di Kota Yogyakarta.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bidang PK & DIKK BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto mengungkapkan, potensi bencana ini harus mendapat perhatian serius, terutama di kawasan rawan.
“Hal ini perlu perhatian serius terutama di wilayah rawan seperti perbukitan maupun dataran rendah yang berpotensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, genangan, banjir, dan longsor. Ini tidak bisa dianggap remeh,” jelas Darmanto saat diwawancarai pada Selasa (9/12).

Ia menambahkan, Kota Yogyakarta telah menetapkan status siaga dan memperkuat koordinasi antar lembaga, relawan, dan masyarakat. Selain itu, informasi dan imbauan publik disampaikan secara berkala setiap pagi dan malam melalui kanal Pusdalop, media sosial, dan jaringan komunikasi darurat. “Untuk laporan kejadian seperti pohon tumbang, genangan, atau longsor dipantau dan ditanggapi segera,” tambahnya.
Menurut data BPBD, laporan kejadian yang paling sering masuk hingga saat ini adalah pohon tumbang akibat hujan dan angin kencang, serta genangan air di beberapa titik.
Pemerintah terus memastikan langkah mitigasi tetap berjalan melalui SE/SK, peningkatan kesiagaan, dan pemantauan di lapangan. Darmanto juga menyoroti beberapa lokasi wisata yang masuk kategori rawan saat cuaca ekstrem.
“Beberapa destinasi wisata terutama yang memiliki banyak pohon rindang, baliho, atau berada di bantaran sungai termasuk dalam kategori rawan saat terjadi hujan lebat dan angin kencang,” ujarnya.

Ia mencontohkan Gembiraloka Zoo, yang memiliki banyak pohon besar dan berpotensi terdampak angin kencang disertai hujan. Selain itu, kawasan Jalan Malioboro juga perlu diwaspadai karena risiko tumbangnya pohon atau reklame ketika terjadi hujan dan angin kuat.
“Secara umum, semua kawasan wisata dengan ciri lingkungan seperti itu harus mewaspadai potensi bahaya terutama bila hujan lebat terjadi. Namun perkiraan titik rawan sangat bergantung pada struktur lingkungan, demikian juga jumlah pastinya sulit dipastikan. Namun minimal beberapa lokasi wisata besar sudah tercatat sebagai area dengan risiko lebih tinggi,” ungkapnya.
Tambahnya, untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, BPBD Kota Yogyakarta telah menerapkan sejumlah langkah, di antaranya mengaktifkan Posko Siaga Darurat di Jalan Tegalturi No. 12 sebagai pusat koordinasi tanggap darurat, menyebarkan peringatan dini melalui Pusdalop, media sosial, dan jaringan komunikasi darurat terutama saat cuaca ekstrem terdeteksi.
Selain itu, BPBD juga melakukan monitoring rutin bersama relawan seperti KTB di kampung-kampung untuk memeriksa pohon rawan tumbang, bangunan, serta titik rawan longsor dan genangan, berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam memantau dan menangani pohon yang berpotensi tumbang atau patah dahan serta memantau data cuaca BMKG serta debit sungai di wilayah utara DIY secara real time untuk asesmen potensi bencana.
Ia berharap, peran masyarakat sangat dibutuhkan. “Dengan meningkatnya intensitas hujan serta potensi angin kencang, masyarakat Yogyakarta perlu meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah sudah mengambil langkah mitigasi, namun peran serta warga sangat krusial,” ujarnya.
Ia juga menghimbau masyarakat untuk memantau informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan Pusdalop, menghindari area berisiko saat hujan lebat atau angin kencang, seperti dekat pohon besar, reklame, dan bantaran sungai.
“Segera melaporkan indikasi bahaya seperti pohon rapuh, talud longsor, atau saluran air tersumbat dan mengutamakan keselamatan ketika mengunjungi kawasan wisata, terutama di area yang rawan. Semoga langkah-langkah mitigasi dan kewaspadaan bersama bisa memperkecil risiko dampak bencana di akhir tahun ini,” tambahnya.


