Jakarta,REDAKSI17.COM – Diplomat senior Rusia, Amerika Serikat, lalu juga Uni Eropa bertemu secara rahasia menjauhi operasi militer kilat Azerbaijan untuk merebut kembali daerah kantong Nagorno-Karabakh yang tersebut digunakan disengketakan. Hal itu dikonfirmasi Kremlin pada Rabu (4/10/2023).
Politico Europe melaporkan pembicaraan AS-Uni Eropa-Rusia mengenai menekan Baku untuk mengakhiri blokade sembilan bulan terhadap Karabakh berlangsung pada 17 September di dalam area Istanbul.
Dua hari kemudian, pasukan Azerbaijan melancarkan serangan “anti-terorisme” selama dua hari, yang memicu pembubaran Nagorno-Karabakh sebagai negara pemisahan diri yang dimaksud yang disebut tiada diakui serta eksodus massal etnis Armenia ke Armenia.
“Kontak tertentu memang terjadi pada Karabakh,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
“Hal ini tidaklah persis seperti yang tersebut digunakan dijelaskan [di Politico Europe]. Banyak ketidakakuratan juga juga kesalahan dalam materi ini,” tambah Peskov tanpa menjelaskan lebih lanjut besar jauh, sebagaimana dikutip The Moscow Times.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menggambarkan pertemuan itu sebagai “pertukaran pandangan rutin”.
“Tidak ada rahasia dalam pertemuan ini,” kata Zakharova kepada wartawan, seraya mengatakan bahwa Moskow sudah dijalani didekati oleh Washington serta Brussels.
Dia membenarkan bahwa Igor Khovayev, perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri untuk normalisasi Armenia-Azerbaijan adalah utusan Moskow pada pembicaraan tersebut.
Amerika Serikat mengirimkan Louis Bono, penasihat senior untuk negosiasi Kaukasus, sementara Uni Eropa mengirimkan perwakilannya untuk wilayah yang tersebut Toivo Klaar.
Pertemuan semacam ini jarang terjadi dalam 19 bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina juga juga terkena sanksi Barat serta isolasi diplomatik.
