Mantrijeron,REDAKSI17.COM – Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, memberikan apresiasi tinggi kepada para pendidik dan tokoh masyarakat yang telah berjasa memajukan pendidikan, khususnya di lingkungan SD Muhammadiyah Jogokariyan. Hal ini disampaikan dalam acara syawalan dan ramah tamah yang digelar di sekolah tersebut pada Minggu (13/4).
Wawan Harmawan menekankan pentingnya peran para guru dan tokoh masyarakat dalam membentuk karakter generasi muda yang kelak akan menjadi pilar utama Indonesia Emas 2045.
“Perjuangan tanpa pamrih yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dan para guru patut kami apresiasi. Tidak mudah menemukan sosok-sosok luar biasa yang mampu membawa kemajuan signifikan dan berdampak langsung pada anak-anak didik kita,” ujar Wawan.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjutnya, akan terus mendukung peningkatan sarana dan prasarana sekolah, termasuk perbaikan atap dan gedung, demi kenyamanan belajar para siswa.
“Kami berkomitmen memberikan fasilitasi yang dibutuhkan, agar proses belajar dan ibadah bisa berlangsung dengan aman dan nyaman. Komunikasi yang intensif antara sekolah dan pemerintah sangat penting agar hal ini bisa segera direalisasikan,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan
Wawan juga menyampaikan harapannya agar SD Muhammadiyah Jogokariyan bisa menjadi model sekolah unggulan, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga bertaraf internasional.
Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah Jogokariyan, Fika Widiana Kuspratiwi, dalam mengungkapkan bahwa perjalanan sekolah yang dipimpinnya tidaklah mudah. Ia menyebut fase awal pendirian sebagai proses “babat alas” yang penuh tantangan.
“Kami memulai dengan banyak keterbatasan, namun terus berupaya membangun karakter dan mutu pendidikan secara konsisten. Saat ini kami memiliki enam target karakter utama yang telah kami digitalisasi,” jelas Fika.
Salah satu program unggulan Mujonta adalah pembiasaan ibadah dengan pendekatan ramah. Untuk siswa kelas 1–3 diterapkan budaya bangun subuh tanpa marah, sementara kelas 4–6 dibiasakan bangun untuk salat malam, juga tanpa tekanan. Setiap tujuh anak didampingi satu ustadzah selama 21 hari untuk memantau kebiasaan ini. Jika belum berhasil, pemantauan dilanjutkan selama 21 hari lagi.
Sekolah ini juga aktif dalam program tahfidz dan tahsin Al-Qur’an dengan target capaian dua juz. Selain itu, penguatan etika dan soft skill peserta didik menjadi perhatian utama melalui peran promotor etika. Dalam aspek manajemen, SD Muh Jogokariyan sudah mulai mengimplementasikan sistem digitalisasi berbasis CSR dari mitra komunitas Mujonta, guna mengontrol mutu pendidikan secara terpadu.
“Meskipun sudah banyak kemajuan, kami sadar masih memiliki kekurangan. Kami mohon dukungan agar SD Muhammadiyah Jogokariyan bisa menjadi sekolah berstandar internasional,” ujar Fika.
Saat ini, tingkat kepuasan terhadap mutu pendidikan di Mujonta sangat tinggi. Dalam jangka panjang, sekolah ini menargetkan pendirian sekolah internasional dengan sistem boarding khusus untuk siswa kelas 5 dan 6.
“Kami ingin melahirkan lulusan yang unggul, beradab, berakidah lurus, dan mampu beribadah dengan benar. Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi sukses yang mendapatkan rezeki halal dan berkah,” pungkas Fika.