Jakarta,REDAKSI17.COM – Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi berjalan defisit sebesar US$ 1,3 miliar (0,4% dari PDB), sedikit meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. Kenaikan defisit ini dipicu oleh peningkatan impor.
“Di sisi lain, impor barang juga meningkat sejalan dengan naiknya kebutuhan rakyat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal kemudian Tahun Baru,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Kendati defisit, Erwin mengklaim kinerja transaksi berjalan yang digunakan terjaga itu bersumber dari surplus neraca perdagangan barang yang tersebut meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor barang sejalan dengan perbaikan permintaan global kemudian tarif komoditas.
Selain itu, defisit neraca jasa kemudian juga neraca pendapatan primer juga tercatat tambahan banyak tinggi, sejalan dengan peningkatan aktivitas domestik juga pola pembayaran bunga pada periode laporan.
Kendati transaksi berjalan defisit, BI melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2023 mengalami surplus US$ 8,6 miliar.
Dia mengatakan surplus ini meningkat signifikan dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang dimaksud digunakan mencatat defisit US$ 1,5 miliar.
“Surplus NPI itu ditopang oleh surplus transaksi modal lalu juga finansial yang tersebut digunakan meningkat serta defisit transaksi berjalan yang digunakan digunakan tetap rendah,” ujarnya.
Lebih lanjut, transaksi modal serta finansial mencatat perbaikan signifikan, dari defisit US$ 0,1 miliar pada triwulan III 2023 menjadi surplus US$ 9,8 miliar pada triwulan IV 2023.
Kinerja positif ini terutama ditopang oleh aliran penyelenggaraan dunia usaha portofolio yang digunakan kembali masuk ke pasar keuangan domestik sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang digunakan yang mulai mereda.
Investasi langsung tetap kuat dengan membukukan surplus yang digunakan dimaksud relatif stabil sejalan dengan optimisme pemodal terhadap prospek perekonomian juga iklim pembangunan ekonomi domestik yang dimaksud terjaga. Transaksi konstruksi dunia usaha lainnya juga mencatat surplus didorong penarikan pinjaman luar negeri pemerintah lalu swasta.