MERGANGSAN,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dindikpora) terus memperluas akses pendidikan layak bagi seluruh warga, termasuk mereka yang menempuh pendidikan nonformal.
Selain memberikan fasilitas bagi siswa SMA, Dindikpora juga mendukung penuh Warga Belajar Paket C Unit Pelaksana Teknis (UPT) Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Yogyakarta melalui berbagai program peningkatan keterampilan.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah penyelenggaraan Uji Kompetensi Tata Boga Level III Pastry Bakery dan Tata Busana Level II yang berlangsung pada 19–20 November 2025 dengan total 27 peserta, terdiri dari 17 peserta jurusan Tata Boga dan 10 peserta jurusan Tata Busana.

Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Dindikpora Kota Yogyakarta, Anita Sri Madumurti didampingi Kepala SKB sekaligus Kepala TUK Tata Boga, Sudijarto, M.Pd.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Dindikpora Kota Yogyakarta, Anita Sri Madumurti memberikan motivasi kepada seluruh peserta. “Kalian patut bangga. Mungkin sebelumnya tidak pernah terlintas menjadi chef atau bergerak di dunia tata boga maupun tata busana. Yang penting sekarang kuatkan niat. Insyaallah semua akan berjalan baik,” ujarnya.
Ia juga menekankan, banyak alumni SKB yang telah berhasil meniti karir hingga ke luar negeri. Menurutnya, keterampilan adalah bidang yang sangat dinamis dan harus terus dikembangkan.
“Jangan puas sampai di sini. Ini baru langkah awal. Terus belajar, tambah ilmu. Pasar berubah sangat cepat, jadi keterampilan juga harus ikut berkembang,” tambahnya.

Ujian kompetensi kali ini terdiri dari dua sesi, yakni ujian teori selama satu jam dan ujian praktik selama lima jam. Penguji yang bertugas yaitu Drs. Sunar dan Lestari Sri Wandari sebagai pengawas.
Kepala SKB Kota Yogyakarta, Sudijarto dalam kesempatan tersebut turut menyampaikan, beberapa alumni telah berhasil diterima bekerja di perusahaan Jepang hingga merintis usaha mandiri di bidang kuliner dan busana.
“Semoga ini menjadi pemicu semangat bagi adik-adik semua. Banyak alumni yang sebelum lulus sudah diterima bekerja atau memulai usaha,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Tata Boga, Ramadhani Nur Fajrin, menjelaskan, peserta telah mengikuti pelatihan sekitar 40 pertemuan dengan materi teori dan praktik bertema bakery.
“Tahun ini fokus pada lima produk bakery yakni roti manis, roti tawar, donat, danish pastry, serta croissant. Semua pelatihan diberikan secara gratis karena SKB adalah layanan pemerintah,” ujarnya.
Ramadhani juga menyampaikan bahwa keterbatasan anggaran bahan baku menjadi salah satu tantangan dalam pengembangan inovasi produk. “Harga bahan saat ini sangat tinggi, sementara pagu masih sama. Ini membatasi ruang inovasi anak-anak,” tambahnya.
Ia menambahkan, setelah mengikuti uji kompetensi, para peserta akan menjalani program magang di berbagai dunia usaha dan industri (DUDI) mitra, seperti Rose In Hotel, Royal Ambarrukmo, Risa Pastry, Parsley, dan beberapa unit usaha lainnya. Banyak di antara mereka berpotensi direkrut setelah magang apabila dinilai kompeten.
“Semoga mereka fokus pada masa depan, melupakan masa lalu, dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama,” katanya.


